watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

MEMEK TANTE LINDA

Cerita Ngentot Tante di Dapur, Disini saya akan
mengulas sedikit mengenai pengalaman pribadi
saya sendiri, dan hal ini masih menghantui saya
sampai cerita ini saya muat. Okey deh, saya
perkenalkan diri dulu. Nama saya Bojach, atau
biasa dipanggil Jach, tinggi badan 180 cm
dengan kulit putih bersih, maklum peranakan
atau istilahnya indo. Latar belakang keluarga saya
adalah dari keluarga miskin, dimana saya sebagai
anak sulung yang dapat dikatakan lain dari adik-
adik saya.
Sebenarnya ayah saya asli orang Indonesia dan
ibu juga, tapi dari cerita yang saya dapatkan dari
kelurga, bahwa ibu saya pernah kerja di USA
atau di Houston sebagai pembantu rumah
tangga. Waktu itu ada pamilik yang tinggal di
Huston memerlukan seorang pembantu untuk
mengurusi anaknya. Pendek cerita ibu saya
sudah 2 tahun di Huston mendapat masalah,
dimana dia pernah diperkosa sama orang Bule di
sana, dan karena sudah trauma dengan kejadian
yang menimpanya, maka dia minta pulang ke
Indonesia.
Sesampainya di Indonesia dia langsung
mendapatkan jodoh, yaitu ayah saya sekarang,
dan ternyata ibu saya telah hamil dengan orang
Bule yang pernah memperkosanya. Itulah
pendek cerita mengenai latar belakang saya,
kenapa saya jadi keturunan indo.
Okey sorry terlalu panjang pendahuluannya, kita
langsung saja ke ceritanya. Kejadian ini bermula
dimana saya memiliki pacar yang sangat
cemburu dan sayang sama saya, maka saya
dianjurkan mengontrak rumah di rumah
tantenya yang tentunya berdekatan dengan
rumahnya. Saya bekerja di salah satu
perusahaan Asing yang berkecimpung di
Akuntan Public yang terkenal dan ternama, maka
saya mendapatkan uang yang secukupnya
untuk membiayai adik saya 5 orang yang
sedang kuliah di Jakarta. Dan untung saja 3
orang masuk UI dan 2 orang masuk IPB, maka
dengan mudah saya bayar uang
semesterannya. Sedangkan saya sendiri hanya
membutuhkan uang makan dan ongkos,
dimana saya tinggal di kawasan Bogor yang
terkenal dengan hujannya.
Setelah dua tahun saya mengontrak di rumah
yang sampai sekarang juga masih saya tempati,
terjadilah kejadian ini. Dimana waktu itu kelima
adik saya pulang kampung karena liburan
panjang ke Kalimantan, sedangkan saya yang
kerja tidak dapat pulang kampung dengan
mereka, maka tinggallah saya seorang diri di
Jakarta. Waktu itu tepat hari Sabtu, dimana Om
Boyke atau suami Tante Linda ini biasanya kerja
pada hari Sabtu, maklum dia adalah pegawai
swasta dan sering juga ke lapangan dimana dia
bekerja di perminyakan di lepas pantai. Jadi
waktu itu Om Boyke ke lapangan dan tinggallah
Tante Linda sendirian di rumah.
Tante Linda telah menikah, tetapi sudah lama
tidak mendapatkan anak hampir sudah 8 tahun,
dan hal itu menjadi pertanyaan siapa yang salah,
Tante Linda apa Om Boyke. Okey waktu itu
tepatnya malam Sabtu hujan di Bogor begitu
derasnya yang dapat menggoda diri untuk
bermalas-malas. Secara otomatis saya langsung
masuk kamar tidur dan langsung tergeletak.
Tiba-tiba Tante Linda memanggil, “Jach.. Jach..
Jach.. tolong dong..!”
Saya menyahut panggilannya, “Ada apaan
Tante..?”
“Ini lho.. rumah Tante bocor, tolong dong
diperbaiki..!”
Lalu saya ambil inisiatif mencarikan plastik untuk
dipakai sementara supaya hujannya tidak terlalu
deras masuk rumah. 10 menitan saya
mengerjakannya, setelah itu telah teratasi
kebocoran rumah Tante Linda.Kemudian saya
merapikan pakaian saya dan sambil duduk di
kursi ruang makan.
Terus Tante Linda menawarkan saya minum
kopi, “Nih.., biar hangat..!”
Karena saya basah kuyup semua waktu
memperbaiki atap rumahnya yang bocor.
Saya jawab, “Okelah boleh juga, tapi saya ganti
baju dulu ke rumah..” sambil saya melangkah ke
rumah samping.
Saya mengontrak rumah petak Tante Linda
persis di samping rumahnya.
Tidak berapa lama saya kembali ke rumah Tante
Linda dengan mengenakan celana pendek tanpa
celana dalam. Sejenak saya terhenyak
menyaksikan pemandangan di depan mata,
rupanya disaat saya pergi mandi dan ganti baju
tadi, Tante Linda juga rupanya mandi dan telah
ganti baju tidur yang seksi dan sangat
menggiurkan. Tapi saya berusaha membuang
pikiran kotor dari otak saya. Tante Linda
menawarkan saya duduk sambil melangkah ke
dapur mengambilkan kopi kesenangan saya.
Selang beberapa lama, Tante Linda sudah
kembali dengan secngkir kopi di tangannya.
Sewaktu Tante Linda meletakkan gelas ke meja
persis di depan saya, tidak sengaja terlihat
belahan buah dada yang begitu sangat
menggiurkan, dan dapat merangsang saya
seketika. Entah setan apa yang telah hinggap
pada diri saya. Untuk menghindarkan yang
tidak-tidak, maka dengan cepat saya berusaha
secepat mungkin membuang jauh-jauh pikiran
kotor yang sedang melanda diri saya.
Tante Linda memulai pembicaraan, “Giman
Jach..? Udah hilang dinginnya, sorry ya kamu
udah saya reporin beresin genteng Tante.”
“Ah.. nggak apa-apa lagi Tante, namanya juga
tetangga, apalagi saya kan ngontrak di rumah
Tante, dan kebetulan Om tidak ada jadi apa
salahnya menolong orang yang memerlukan
pertolongan kita.” kata saya mencoba
memberikan penjelasan.
“Omong-omong Jach, adik-adik kamu pada
kemana semua..? Biasanya kan udah pada pulag
kuliah jam segini,”
“Rupanya Tante Linda tidak tau ya, kan tadi siang
khan udah pada berangkat ke Kalimantan
berlibur 2 bulan di sana.”
“Oh.. jadi kamu sendiri dong di rumah..?”
“Iya Tante..” jawab saya dengan santai.
Terus saya tanya, “Tante juga sendiri ya..?
Biasanya ada si Mbok.., dimana Tante?”
“Itu dia Jach, dia tadi sore minta pulang ke
Bandung lihat cucunya baru lahir, jadi dia minta
ijin 1 minggu. Kebetulan Om kamu tidak di
rumah, jadi tidak terlalu repot. Saya kasih aja dia
pulang ke rumah anaknya di Bandung.” jelasnya.
Saya lihat jam dinding menunjukkan sudah jam
23.00 wib malam, tapi rasa ngantuk belum juga
ada. Saya lihat Tante Linda sudah mulai
menguap, tapi saya tidak hiraukan karena
kebetulan Film di televisi pada saat itu lagi seru,
dan tumben-tumbennya malam Sabtu enak
siarannya, biasanya juga tidak. Tante Linda tidak
kedengaran lagi suaranya, dan rupanya dia
sudah ketiduran di sofa dengan kondisi pada saat
itu dia tepat satu sofa dengan saya persis di
samping saya.
Sudah setengah jam lebih kurang Tante Linda
ketiduran, waktu itu sudah menunjukkan pukul
23.35.
“Aduh gimana ini, saya mau pulang tapi Tante
Linda sedang ketiduran, mau pamitan gimana
ya..?” kata saya dalam hati.
Tiba-tiba saya melihat pemandangan yang tidak
pernah saya lihat. Dimana Tante Linda dengan
posisi mengangkat kaki ke sofa sebelah dan agak
selonjoran sedang ketiduran, dengan otomatis
dasternya tersikap dan terlihat warna celananya
yang krem dengan godaan yang ada di depan
mata. Hal ini membuat iman saya sedikit
goyang, tapi biar begitu saya tetap berusaha
menenangkan pikiran saya.
Akhirnya, dari pada saya semakin lama disini
semaking tidak terkendali, lebih baik saya
bangunkan Tante Linda biar saya permisi pulang.
Akhirnya saya beranikan diri untuk
membangunkan Tante Linda untuk pulang.
Dengan sedikit grogi saya pegang pundaknya.
“Tan.. Tan..”
Dengan bermalas-malas Tante Linda mulai
terbangun. Karena saya dengan posisi duduk
persis di sampingnya, otomatis Tante Linda
menyandar ke bahu saya. Dengan perasaan
yang sangat kikuk, tidak ada lagi yang dapat saya
lakukan. Dengan usaha sekali lagi saya
bangunkan Tante Linda.
“Tan.. Tan..”
Walaupun sudah dengan mengelus tangannya,
Tante Linda bukannya bangun, bahkan sekarang
tangannya tepat di atas paha saya.
“Aduh gimana ini..?” gumam saya dalam hati,
“Gimana nantinya ini..?”
Entah setan apa yang telah hinggap, akhirnya
tanpa disadari saya sudah berani membelai
rambutnya dan mengelus bahunya. Belum puas
dengan bahunya, dengan sedikit hati-hati saya
elus badannya dari belakang dengan sedikit
menyenggol buah dadanya. Aduh.., adik saya
langsung lancang depan. Dengan tegangan
tinggi, nafsu sudah kepalang naik, dan dengan
sedikit keberanian yang tinggi, saya dekatkan
bibir saya ke bibirnya. Tercium sejenak bau
harum mulutnya.
Pelan-pelan saya tempelkan dengan gemetaran
bibir saya, tapi anehnya Tante Linda tidak
bereaksi apa-apa, entah menolak atau menerima.
Dengan sedikit keberanian lagi, saya julurkan
lidah ke dalam mulutnya. Dengan sedikit
mendesah, Tante Linda mengagetkan saya. Dia
terbangun, tapi entah kenapa bukannya saya
ketakutan malah keluar pujian.
“Tante Linda cantik udah ngantuk ya..?
Mmuahh..!” saya kecup bibirnya dengan lembut.
Tanpa saya sadari, saya sudah memegang buah
dadanya pada ciuman ketiga.
Tante Linda membalas ciuman saya dengan
lembut. Dia sudah pakar soal bagaimana cara
ciuman yang nikmat, yaitu dengan merangkul
leher saya dia menciumi langit-langit mulut saya.
10 menit kami saling berciuman, dan sekarang
saya sudah mengelus-elus buah dadanya yang
sekal.
“Ahk.. ahk..!” dengan sedikit tergesa-gesa Tante
Linda sudah menarik celana saya yang tanpa
celana dalam, dan dengan cepat dia menciumi
kepala penis saya.
“Ahkk.. ah..!” nikmatnya tidak tergambarkan,
“Ahkk..!”
Saya pun tidak mau kalah, saya singkapkan
dasternya yang tipis ke atas. Alangkah
terkejutnya saya, rupanya Tante Linda sudah
tidak mengenakan apa-apa lagi di balik
dasternya. Dengan agak agresif saya ciumi
gunung vaginanya, terus mencari klistorisnya.
“Akh.. akh.. hus..!” desahnya.
Tante Linda sudah terangsang, terlihat dari
vaginanya yang membasah. Saya harus
membangkitkan nafsu saya lebih tinggi lagi.
30 menit sudah kami pemanasan, dan sekarang
kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benang
pun yang lengket di badan kami. Tanpa saya
perintah, Tante Linda merenggangkan pahanya
lebar-lebar, dan langsung saya ambil posisi
berjongkok tepat dekat kemaluannya. Dengan
sedikit gemetaran, saya arahkan batang
kemaluan saya dengan mengelus-elus di bibir
vaginanya.
“Akh.. huss.. ahk..!” sedikit demi sedikit sudah
masuk kepala penis saya.
“Akh.. akh..!” dengan sedikit dorongan, “Bless..
ss..!” masuk semuanya batang kejantanan saya.
Setelah saya diamkan semenit, secara langsung
Tante Linda menggoyang-goyang pinggulnya ke
kiri dan ke kanan. Tanpa diperintah lagi, saya
maju-mundurkan batang kemaluan saya.
“Akh.. uh.. terus Sayang.., kenapa tidak dari dulu
kamu puasin Tante..? Akh.. blesset.. plup.. kcok..
ckock.. plup.. blesset.. akh.. aduh Tante mau
keluar nih..!”
“Tunggu Tante, saya juga udah mau datang..!”
Dengan sedikit hentakan, saya maju-mundurkan
kembali batang kemaluan saya.
Sudah 15 menit kami saling berlomba ke bukit
kenikmatan, kepala penis saya sudah mulai
terasa gatal, dan Tante Linda teriak, “Akh..!”
Bersamaan kami meledak, “Crot.. crot.. crot..!”
begitu banyak mani saya muncrat di dalam
kandungannya.
Badan saya langsung lemas, kami terkulai di
karpet ruang tamu.
Tante Linda kemudian mengajak saya ke kamar
tamu. Sesampainya disana Tante Linda langsung
mengemut batang kemaluan saya, entah kenapa
penis saya belum mati dari tegangnya sehabis
mencapai klimaks tadi. Langsung Tante Linda
mengakanginya, mengarahkan kepala penis saya
ke bibir vaginanya.
“Akh.. huss..!” seperti kepedasan Tante Linda
dengan liarnya menggoyang-goyangkan
pinggulnya.
“Blesset.. crup.. crup.. clup.. clopp..!” suara
kemaluannya ketika dimasuki berulang-ulang
dengan penis saya.
30 menit kami saling mengadu, entah sudah
berapa kali Tante Linda orgasme. Tiba saatnya
lahar panas mau keluar.
“Crot.., crot..!” meskipun sudah memuncratkan
lahar panas, tidak lepas-lepasnya Tante Linda
masih menggoyang pantatnya dengan teriakan
kencang, “Akh..!”
Kemudian Tante tertidur di dada saya, kami
menikmati sisa-sisa kenikmatan dengan batang
kejantanan saya masih berada di dalam
vaginanya dengan posisi miring karena pegal.
Dengan posisi dia di atas, seakan-akan Tante
Linda tidak mau melepaskan penis saya dari
dalam vaginanya. Begitulah malam itu kami
habiskan sampai 3 kali bersetubuh.
Jam 5 pagi saya ngumpat-umpat masuk ke
rumah saya di sebelah, dan tertidur akibat
kelelahan satu malam kerja berat. Begitulah kami
melakukan hampir setiap malam sampai Om itu
pulang dari kerjanya. Dan sepulangnya adik saya
dari Kalimantan, kami tidak dapat lagi dengan
leluasa bercinta. cerita seru ngentot hanya di
ceritaserudewasa.info Begitulah kami hanya
melakukan satu kali. Dalam dua hari itu pun kami
lakukan dengan menyelinap ke dapurnya.
Kebetulan dapurnya yang ada jendela itu
berketepatan dengan kamar mandi kami di
rumah sebelahnya.
3 bulan kemudian Tante Linda hamil dan sangat
senang. Semua keluarganya memestakan anak
yang mereka tunggu-tunggu 8 1/2 tahun. Tapi
entah kenapa, Tante Linda tidak pernah
mengatakan apa-apa mengenai kadungannya,
dan kami masih melakukan kebutuhan kami.


Adult | GO HOME | Exit
1/2030
U-ON

inc Powered by Xtgem.com